Penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) oleh PT Pos Indonesia (Persero) mencakup daerah 3T (terluar, paling depan, tertinggal). Salah satunya di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Jatah bantuan di Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, untuk bansos sembako dan PKH triwulan II tahun 2024 sebanyak 5.724 KPM (Keluarga Penerima Manfaat).
Digambarkan oleh Rega, pada penyaluran bansos Pos Indonesia menjalankan tiga sistem, adalah dibagikan di Kantorpos, di kelompok sosial supaya lebih mendekatkan terhadap KPM, dan diantarkan seketika ke rumah KPM (door to door) jika KPM berhalangan hadir (sedang sakit, disabilitas, lansia).
Mengingat Tanjungpandan adalah kawasan kepulauan, petugas juru bayar terlebih yang mengantarkan bantuan seketika ke rumah KPM kerap menghadapi tantangan geografis dan cuaca.
“Tantangan yang dihadapi berupa keadaan geografis sebab Tanjungpandan ini kawasan kepulauan, dan cuaca yang kurang berteman. Kendala geografis sebab penduduk di sini banyak yang tinggal di pulau terluar,” ujar Rega.
Penyaluran Bansos
Guna memperlancar penyaluran bansos, petugas Pos berkoordinasi dengan sejumlah pihak berkaitan, adalah demo spaceman pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kecuali, dan para pendamping sosial masyarakat ataupun pendamping PKH.
“Koordinasi yang kami lakukan umumnya mengukur secara berkala bagus sebelum ataupun setelah penyaluran, sehingga kami bisa menjalankan evaluasi untuk menetapkan langkah terbaik ke depan guna mengoptimalkan pembayaran,” sebutnya.
Sebab itu petugas Pos juga dibekali aplikasi Pos Giro Cash (PGC) untuk mempermudah pelaporan penyaluran. Setelah, melewati aplikasi hal yang demikian capaian penyaluran bisa dipantau setiap waktu. Termasuk bukti penyaluran berupa foto KPM dan geo tagging lokasi penyaluran bantuan.
“Aplikasi PGC lumayan mempermudah untuk pembayaran sebab secara real time bisa diakses oleh pelbagai pihak berkaitan, sehingga realisasi pembayaran bisa terpantau setiap waktu. Kemudian sebagai evidence (bukti) juga dilampirkan foto KPM dan geo tagging yang bisa seketika diakses secara real time,” kata Rega.
Dengan segala sumber kekuatan dan janji penuh dari Pos Indonesia pada setiap tugas penyaluran bantuan hal yang demikian Rega berharap Pos Indonesia akan selalu dipercaya oleh kementerian/institusi untuk menyalurkan bantuan.
“Kami berharap bantuan yang disalurkan oleh Pos Indonesia terlebih di KCU Tanjung Pandan bisa lebih banyak sebab pantas info yang kami terima hingga saat ini belum segala. Semoga segala bantuan bisa disalurkan melewati Pos Indonesia,” tuturnya.
Layanan Door to Door
Sementara itu petugas juru bayar Pos Indonesia Sudarsono membeberkan mekanisme yang dicapai saat penyaluran bantuan secara door to door.
“Kami yang ditugaskan dari satgas pembagian bantuan sembako dan PKH triwulan II ini kami membayarkan door to door terhadap KPM yang berhalangan mengambil sendiri ke Kantorpos. KPM hal yang demikian sebelumnya telah didata melewati PSM desa yang memberikan list untuk antaran terhadap kami. Setelah kami menerima list antaran hal yang demikian, karenanya saya sebagai petugas juru bayar door to door akan seketika menuju ke rumah para KPM,” ujar Sudarsono.
Sebelum mengantarkan bansos ke rumah KPM, Sudarsono dan petugas juru bayar lainnya menjalankan sejumlah persiapan.
“Kami sebagai petugas juru bayar mesti menerima list KPM dulu. Setelah itu kami mengecek posisi danom KPM. Kemudian kami meminta panjar untuk menjalankan pembayaran. Setelah itu kami seketika menuju lokasi pembayaran. Rata-rata saya mengantarkan bansos untuk 5-10 KPM per hari,” jelasnya.
Lantaran menjalankan pengantaran bantuan di daerah 3T yang tidak selalu terdapat sinyal selular, Sudarsono umumnya menetapkan dulu apakah di titik lokasi pengantaran tersedia sinyal.
“Sebelum menjalankan pembayaran kami menetapkan titik lokasi yang sinyalnya stabil sebab untuk pembayaran bansos sembako dan PKH ini kami tidak diperbolehkan untuk mode offline. Kendala lainnya paling cuma kendala cuaca tidak terduga, kadang panas, kadang hujan. Apabila kendala teknis tidak ada,” katanya. Sudarsono berharap pemerintah akan selalu menjadikan Pos Indonesia sebagai mitra pengantaran pelbagai bantuan.
“Harapannya, program bansos ini terus berlanjut dan jika bisa PT Pos dilibatkan dalam penyalurannya. Apabila dilihat dari sisi kemanusiaan, para penerima itu memang pantas menerima bantuan sebab mereka betul-betul tidak cakap, jompo, dan beberapa penyandang disabilitas,” ujarnya.
Pendamping PKH Apresiasi Performa Penyaluran Pos Indonesia
Performa penyaluran Pos Indonesia diukur memuaskan oleh pendamping PKH Kecamatan Tanjungpandan Dahliyana Siregar. Petugas Kantorpos selalu memberikan data KPM dan jadwal penyaluran secara terperinci. Semisal juga sistem penyaluran bansos oleh Pos Indonesia, disebutkan Dahliyana, cukup efektif dan mempermudah.
“Alhamdulillah, sejauh ini berjalan bagus dan lancar sebab petugas Kantorpos cukup terang memberi tahu jadwal pembayaran, cukup rapi, sehingga kami datang tidak sekalian semuanya. Jadi proses pencairan lancar,” tuturnya.
“Layanan door to door dari Pos Indonesia juga amat bagus, terlebih bagi KPM lansia dan disabilitas amat membantu sekali. Dengan keterbatasan mereka tetap bisa menerima bantuan tanpa mesti datang ke Kantorpos,” ujar Dahliyana menambahkan.
Dahliyana kemudian membandingkan antara penyaluran oleh Pos Indonesia dengan institusi mitra pemerintah lainnya.
“Apabila pencairan melewati Pos Indonesia itu jauh lebih gampang dan minim hal yang tidak kita inginkan. Meskipun, tidak tersalurkan. Apabila pakai kartu ATM kadang bermasalah lupa PIN, kartu tertelan. Apabila jika melewati Pos pada hari itu pencairan, hari itu juga seketika selesai. Sejauh ini kami merasa terbantu sekali dengan penyaluran bansos melewati Pos,” katanya.
Penyaluran bantuan melewati Pos Indonesia selain lancar, gampang, juga tidak ada kendala. Oleh sebab itu Dahliyana berharap seterusnya Pos Indonesia akan menjadi penyalur bansos.
“Kendala tidak ada, segala lancar. Apabila kami para pendamping, sejujurnya lebih gampang, lebih gampang, lebih cepat jika penyaluran melewati Pos. Apabila bisa melewati Pos seterusnya,” ujarnya.
Sebagai pendamping PKH, Dahliyana bertugas menemani 172 KPM. Setelah cukup bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya.
“Tugas saya memberikan edukasi mengenai bansos PKH, terlebih nominal dan bulan pencairan. Kami juga memberitahukan KPM supaya seketika mengambil bantuan. Persiapan yang saya lakukan umumnya saat data bayar turun, saya bikin grup WhatsApp untuk mengabarkan waktu pencairan dan jadwal pembayaran. Apabila di Kantorpos umumnya telah berkala tanggal sekian, untuk di kelurahan ini. Setelah itu saya dampingi KPM mengambil bansos di Kantorpos,” jelasnya.
Edukasi yang dilaksanakan Dahliyana hal yang demikian mencakup imbauan supaya setiap KPM tidak saling cemburu memperhatikan nominal bantuan tidak selalu sama antar KPM.
“Aku setiap bulan kami ada pertemuan klasifikasi. Di situ kami menyosialisasikan kebijakan dari sentra. Salah satunya soal nominal. nominalnya beda-beda, jadi setiap orang saya sebutkan satu-satu. bilang mereka tidak perlu iri sebab telah alokasi rezeki masing-masing. Di surat undangan yang diterima KPM telah tercantum terperinci nominal bantuan yang akan didapatkan,” katanya.