Spekulasi kesehatan diktator Kim Jong Un membuat traveler penasaran dengan Korea Utara. Andai ada kesempatan pelesiran ke Korut, berikut delapan poin yang perlu diperhatikan. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan sakit hingga meninggal dunia sejak sejak 12 April. Bahkan, penggantinya pun telah dispekulasikan.
Dalam prosesnya, Kim Jong Un memberikan sinyal sedang baik-baik saja melalui rilis resmi berupa surat untuk Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa pada 27 April. Kabar simpang siur soal kondisi kesehatan Kim Jong-Un yang marak di media internasional membuat traveler penasaran. Termasuk, tentang wisata Korut.
Berikut 8 hal yang perlu diperhatikan saat traveler melancong ke Korea Utara seperti dikutip World Nomad:
1. Situasi Politik Korut
Contents
Korea Utara merupakan negara komunis makanya traveler tak perlu servethiswiththat.com kaget andai mendapatkan pengawasan ketat dari yang berwenang, termasuk percakapan. Kamar hotel, telepon, dan mesin faks dapat dipantau, begitu pula barang-barang pribadi di kamar hotel.
Korea Utara adalah masyarakat tertutup dengan sedikit. Informasi yang tersedia tentang perkembangan politik internal juga minim. Meskipun akses ke saluran TV satelit internasional tersedia di hotel-hotel yang digunakan oleh orang asing, akses tersebut amat dibatasi.
2. Wisata di Korut
Korea Utara merupakan negara dengan kepatuhan total terhadap negara. Tidak ada istilah mempertanyakan aturan di Korea Utara dan pelancong wajib mematuhinya. So, berwisata di Korea Utara bakal menjadi pengalaman berbeda bagi traveler. Traveler cuma bisa memasuki Korea Utara dengan agen wisata. Jadi, tidak akan ada kesempatan untuk solo traveling. Bahkan, traveler tidak bisa meninggalkan hotel ataupun bepergian dengan transportasi umum tanpa pemandu.
Sejumlah tempat wisata yang biasanya diagendakan oleh pemandu wisata Korut adalah Juche Tower yang merupakan simbol ideologi politik Juche yang diperkenalkan oleh Kim Il-sung, kemudian Kumsusan Palace of the Sun, Victorious War Museum, DMZ (Korean Demilitarized Zone), dan The State Circus, serta Arc of Thriumph.
3. Berlaku Kuota Turis
Korut menerapkan pembatasan kuota turis, bahkan beberapa negara tidak diizinkan masuk negara itu. Salah satunya, warga Korea Selatan. Sementara itu, turis dari Israel, Amerika, Inggris, dan Jepang sulit menembus Korut. Pada Januari 2010, Korut mencabut pembatasan terhadap warga Amerika. Tapi, perlu validasi khusus untuk bepergian ke Korut dari Departemen Luar Negeri.
4. Kontrol Total
Ketika tiba di Korea Utara, pemandu wisata bakal meminta paspor traveler dan menyimpannya untuk alasan keamanan. Selain itu, pejabat perbatasan DPRK secara random menyita ponsel pengunjung.
Traveler tidak akan memiliki akses ke siapa pun atau apa pun yang bukan bagian dari tur resmi Anda. Traveler juga tidak bisa berbincang bebas dengan penduduk lokal. Tur untuk turis sudah diatur sedemikian rupa dengan hanya mengunjung situs resmi, berbelanja di toko yang disetujui, dan berbicara hanya kepada pemandu resmi.
Baca Juga : Beberapa Tempat Wisata yang Nyaman Dikunjungi di Daegu Korea Selatan
Jangan melanggar aturan tur; melakukan hal itu akan menempatkan pemandu dalam risiko. Andai melanggar, traveler bisa terancam hukuman penjara dan bahkan disiksa, karena dianggap mata-mata. Lakukan apa yang dikatakan oleh pemandu, puji setiap pemberhentian dalam tur Anda, dan ingat aturannya, “Jika Anda tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, jangan katakan sama sekali.”
5. Hormati Pemimpin
Di beberapa tempat wisata, kelompok turis diminta untuk menghormati patung Kim Il Sung. Tidak menghormati pemimpin atau mantan pemimpin negara itu akan dianggap tindakan kriminal. Orang-orang yang melanggar hukum Korea Utara dapat ditangkap atau dipenjara.
6. Hukum Lokal
Setiap kegiatan tidak sah dapat dan akan dilihat sebagai upaya spionase. Termasuk, upaya apa pun untuk berbicara dengan warga negara Korea Utara. Otoritas Korea Utara dapat mendenda atau menangkap turis karena transaksi mata uang yang tidak sah atau untuk berbelanja di toko-toko yang tidak ditujukan kepada orang asing.
Jangan memotret kecuali diizinkan. Otoritas pemerintah Korea Utara bisa menganggap pengambilan foto tanpa izin sebagai tindakan mata-mata. Mereka bisa menyita kamera dan film, bahkan bisa menahan fotografer. Memotret adegan kemiskinan atau hal-hal lain yang dapat menimbulkan kesan negatif terhadap DPRK juga dapat mengakibatkan penyitaan. Anda harus meminta izin sebelum mengambil foto di Korut, termasuk pejabat, tentara, atau orang lain.
7. Kejahatan di Korea Utara
Traveler boleh dibilang aman saat berada di Korea Utara sebab kunjungan diawasi dengan ketat. Kejahatan yang ada palin pencurian kecil-kecilan, terutama di Bandara Pyongyang dan di pasar umum. Turis diminta untuk tetap berhati-hati dan waspada terhadap lingkungan dan memastikan barang-barang pribadi aman.
8. Kesehatan di Korea Utara
Kunjungan turis diawasi dengan ketat sehingga seharusnya tidak ada risiko nyata bagi kesehatan traveler saat berada di Korea Utara. Tapi, malaria adalah risiko paling besar. Air-borne atau penyakit yang menyebar lewat udara, lewat makanan makanan, dan penyakit menular lainnya (termasuk TBC, tifoid, hepatitis, campak, kolera dan rabies) disebut menjadi potensi penyakit yang bisa dialami traveler.
Tapi, sekali lagi, makanan traveler dikontrol dengan ketat. Traveler juga tidak memiliki akses untuk membeli street food. Selain deretan penyakit di atas, traveler juga perlu mewaspadai penyakit tangan, kaki, dan mulut. Dari Maret hingga Mei, debu kuning, yang dibawa ke Korea dari Mongolia dan China, dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat memperburuk masalah pernapasan dan kardiovaskular. Traveler disarankan menjalani vaksin Hepatitis A, Hepatitis B, Japanese ensefalitis, tipus, tetanus-difteri, campak, gondok, dan rubela sebelum ke Korea Utara.