Cheonjiyeon adalah salah satu air terjun tercantik yang ada di Pulau Jeju. Menurut Wikipedia, karena keindahannya air terjun setinggi 22 meter ini dinamai Cheonjiyeon yang berarti ‘tanah surga’. Cheonjiyeon merupakan salah satu objek wisata di Pulau Jeju yang paling banyak dikunjungi oleh para wisatawan.
Menurut situs Life In Korea, air terjun ini bersumber dari sungai musim semi, jadi alirannya tergantung pada debit air sungai yang mengalir. Saat musim dingin kadang air terjun tidak mengalir. Tetapi saat musim semi atau musim panas biasanya air sungai mengalir membentuk beberapa air terjun sekaligus. Curahan air terjun ditampung sebuah sebuah kolam artifisial yang alirannya diatur oleh dua buah dam.
Kolam yang memiliki air jernih kebiruan ini sekaligus menjadi habitat bagi ikan-ikan koi dan anguila marmorata, sejenis belut tropis yang warnanya menyerupai marmer. Belut ini di Korea disebut dengan nama mutae.
Saat malam hari, banyak pasangan yang datang untuk berfoto sekaligus menikmati suasana malam. Sebab begitu petang di sekitar air terjun dinyalakan lampu berwarna-warni yang membuat suasana sekitar menjadi romantis. Konon saat malam hari, di bagian tebing yang disinari cahaya lampu akan tampak sebentuk wajah yang tak akan terlihat di siang hari.
Menurut situs Visit Korea, setiap bulan Mei di tempat ini diadakan perayaan yang disebut Festival Tujuh Peri. Festival ini berkaitan dengan legenda setempat mengenai tujuh bidadari yang konon menjadikan Cheonjiyeon sebagai tempat mandi mereka. Para bidadari yang melayani Raja Langit tersebut turun ke Cheonjiyeon untuk mandi di airnya yang jernih. Sedikit mirip dengan kisah Joko Tarub dan Tujuh Bidadari, ya?
Air Terjun Cheonjeyeon ini memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri. Mengapa? Dan Air Terjun Cheonjeyeon merupakan air terjun tiga tingkat yang terletak di Pulau Jeju. Air dingin mengalir keluar dari langit-langit gua untuk membuat air terjun. Di antara tebing air terjun dan lapisan tanah liat bagian bawah, air muncul. Dalam riam pertama, tebing setinggi 22 m (72 kaki) dan air jatuh ke kolam Cheonjeyeon yang dalamnya 21 m (69 kaki). Dari sana, air mengalir ke air terjun kedua dan jatuh 30 m (98 kaki) dan berlanjut ke air terjun ketiga. Akhirnya, air mencapai lautan. Air Terjun ini terletak di selatan kota Seogwipo.
Legenda Air Terjun Cheonjeyeon
Pernahkah Anda mendengar tentang legenda Cheonjeyeon Falls? Mari simak!! Menurut sebuah legenda, Cheonjeyon Falls berarti “kolam Dewa” tempat nimfa turun untuk mandi. Terdiri dari 3 bagian. Di sekitar air terjun, berbagai kehidupan tanaman tumbuh subur, seperti alang-alang ‘solimnan’ yang langka. Di sebelah timur, ada sebuah gua di mana air dingin mengalir dari langit-langit untuk menciptakan air terjun pertama. Air berkumpul di kolam dan dari sana, jatuh dua kali lagi, menciptakan air terjun kedua dan ketiga, yang kemudian mengalir ke laut. Di Lembah Cheonjeyeon, pengunjung dapat melihat Jembatan Seonimgyo (jembatan lengkung dengan 7 nimfa diukir di samping) dan Paviliun Cheonjeru yang segi delapan. Jembatan Seonimgyo juga disebut Chilseonyeogyo, yang berarti “jembatan tujuh nimfa,” dan menghubungkan Air Terjun Cheonjeyeon dengan Kompleks Turis Jungmum. Di permukaan Paviliun Cheonjeru, ada sebuah lukisan yang menceritakan legenda Cheonjeyeon tentang tujuh nimfa dan dewa gunung. Pada bulan Mei setiap tahun genap, Festival Chilseonyeo diadakan di sini.
Baca Juga : https://homecookedtheory.com/jeju-museum-of-art/