LaLiga, persaingan tertinggi Liga Spanyol, membuka suara mengenai keputusan Pengadilan Uni Eropa (CJEU) mengenai rancangan European Super League (ESL). Rencana European Super League terlihat kembali seusai ada keputusan dari CJEU terhadap Kamis (21/12/2023). CJEU mengatakan bahwa tindakan FIFA dan UEFA membatasi pembentukan ESL sebagai bentuk pertentangan dari hukum-hukum persaingan Uni Eropa.
Presiden LaLiga, Javier Tebas, lantas beri tambahan respons. Ia menjelaskan, harusnya ada keputusan yang jelas mengenai persaingan di luar ekosistem UEFA dan FIFA. “Keputusan ini memastikan apa yang selamanya kami katakan, siapa pun dapat menyelenggarakan persaingan di luar UEFA dan FIFA, perihal ini tak dapat dilarang,” kata Javier Tebas didalam rilis LaLiga.
“Pertanyaan yuridisnya adalah syarat sehingga kompetisi-kompetisi tersebut berada di bawah ekosistem UEFA dan FIFA, yaitu wajib ada ketentuan transparan, jelas, dan obyektif didalam persetujuan persaingan baru.” “Pada tahun 2022, UEFA sudah mengambil keputusan prosedur untuk mengesahkan persaingan baru yang dapat digunakan oleh Liga Super Eropa atau persaingan lainnya,” kata dia. Di samping itu, semua ekosistem sepak bola termasuk pemain, pelatih, liga, federasi, dan klub sudah bersuara.
Mereka tak menginginkan type yang mengakibatkan segilintir pihak untuk punya hak istimewa sehingga membatasi permainan yang mengakibatkan sepak bola Eropa jadi elite. Pembentukan persaingan European Super League akan memperkaya klub-klub yang sejatinya sudah mapan. Situasi itu mengakibatkan hilangnya puluhan ribu dan juga pengurangan pajak dan kas publik. Menurut laporan pakar dari KPMG, proyek Liga Super Eropa akan mengakibatkan hilangnya 55 persen penghasilan LaLiga.
Ini dinilai akan membahayakan industri yang menghasilkan lebih dari 194 lapangan kerja dan pajak senilai 8,39 miliar euro yang mewakili 1,44 persen dari PDB Spanyol.
Fokus Final Piala Dunia Antarklub, Guardiola Enggan Bahas European Super League
Pelatih Manchester City, Josep “Pep” Guardiola, menolak mengkaji European Super League. Pep Guardiola saat ini tengah mempersiapkan Man City menjelang final Piala Dunia Antarklub 2023 melawan Fluminense. Laga Man City vs Fluminense akan berlangsung di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (23/12/2023) dini hari WIB. Dalam konferensi pers menjelang final Piala Dunia Antarklub, Guardiola mendapat pertanyaan seputar European Super League.
“Saya tidak akan mengomentari perihal itu sebagian jam sebelum akan kami memainkan final Piala Dunia,” kata Guardiola, dilansir dari Mirror. “Kami punya saat untuk memikirkannya dan para pengacara dan juga klub akan mengambil keputusan apa yang wajib kami lakukan,” tuturnya. Sementara itu, Manchester City sudah mengeluarkan pengakuan formal bahwa mereka selamanya tidak akan berpartisipasi didalam proyek European Super League.
Baca Juga : Han So Hee Kirim Pesan Menyentuh Kepada Penggemar
“Manchester City mengonfirmasi terhadap tahun 2021 bahwa mereka sudah secara formal memberlakukan prosedur untuk menarik diri dari kelompok yang tengah mengembangkan rancangan untuk European Super League,” demikianlah bunyi pengakuan Man City. “Posisi kami tidak berubah. Kami selamanya berkomitmen terhadap nilai-nilai sepak bola Eropa dan kami akan tetap bekerja serupa bersama dengan sesama klub lewat ECA (Asosiasi Klub Eropa) dan berpartisipasi didalam persaingan UEFA.”
European Super League kembali bergema menyusul putusan Pengadilan Uni Eropa, Court of Justice of the European Union (CJEU). CJEU mengambil keputusan bahwa FIFA dan UEFA melanggar ketentuan karena membatasi pembentukan European Super League. Rencana European Super League pertama diumumkan terhadap April 2021 saat 12 tim elite Eropa termasuk Juventus, Real Madrid, Inter Milan, Liverpool, Manchester United dan Manchester City menginformasikan keterlibatan mereka di persaingan tersebut.
Namun, sehabis 48 jam inspirasi itu ditangguhkan karena mendapat protes besar. Klub-klub pencetus terasa mengundurkan diri sampai tersisa dua raksasa Spanyol yaitu Barcelona dan Real Madrid.